“Saya nggak jogging, Pak,” ujar Arista membela diri. Kini mereka hanya berdua saja di ruangan Arka. “Sudahlah, Ta. Jangan mengelak lagi. Saya juga sudah memaafkan kamu, toh ini pertama kalinya kamu terlambat setelah bertahun-tahun kerja sama saya. Saya cuma mau ngingetin kamu, jangan mentang-mentang kamu tunangan saya—” “Berapa kali harus saya bilang, Pak?” Potong Arista kesal. Sejak tadi ia tak diberi waktu untuk menjelaskan alasan keterlambatannya. “Saya nggak jogging! Tadi—” “Jangan meneriaki saya, Arista!” Arka berseru lantang. Wajahnya mengeras. Sontak Arista terdiam. Tubuhnya menegang, sementara dadanya terasa sedikit ngilu. Ternyata ia sudah lama tak menerima bentakan dari Arka. Sikap manisnya selama ini membuat ia lupa bahwa Arka masih atasannya yang gila kerja. Arka menghela