“Jadwalkan juga meeting dengan orang ini, Yon,” ucap Arka dingin sembari melempar kartu nama di tangannya ke atas meja. Arion mengernyit. “Lo langsung oke nih? Tapi kenapa muka lo nggak santai gitu?” “Nggak usah banyak tanya. Sekarang gue sibuk, ada lagi yang mau lo laporin?” Kerutan di kening Arion semakin dalam. Tapi ia tak ambil pusing karena masih banyak pekerjaan yang harus ia lakukan. “Nggak ada sih. Ya udah kalau lo sibuk. Gue balik ya? Kartu namanya gue ambil atau mau lo simpen?” “Gue simpen.” Arion menaikkan sebelah alisnya. “Kalau gitu ngapain lo lempar-lempar segala? Gerutunya dalam hati. Tapi ia tetap berpamitan, enggan mempertanyakan perubahan sikap Arka. Usai Arion meninggalkan ruangan, Arka segera masuk ke ruang pribadinya. “Tadi siapa, Pak?” sambut Arista begitu sang