Emir memasuki apartemen Arka dengan terburu-buru. Pasalnya ia sedang membawa misi penting. Langsung dari CEO Mahesa Grup. “Arka, woooooy!” Suaranya membahana ke seisi ruangan. Dan langkahnya sontak terhenti ketika mendapat Arka sudah berdiri di ruang tengah. “Lo dicariin bokap lo. Ngapain segala matiin hp, sih?” sembur Emir seketika. “Oh, iya. Gue lupa lagi matiin hp. Kenapa papa nyariin gue?” Arka duduk di sofa ruang tengah. Emir mengikuti di sebelahnya. “Ganti baju buruan, lo disuruh ke kantor.” “Kantor papa?” “Ya iya, kantor siapa lagi?” “Ngapain?” Emir mengedikkan bahu. “Nggak tahu, penting katanya. Ada om Hardi juga.” “Om Hardi papinya Lia?” tanya Arka memastikan. Emir mengangguk sebagai jawaban. Arka mendesah, menyandarkan kepalanya ke sofa. Ia tahu, cepat atau lambat Lia