Hari ini serupa dengan hari-hari sebelumnya dalam kehidupan Liu, dia selalu melalui masa-masa tegang. Tidak terkecuali yang dia hadapi sekarang, yang bahkan membuatnya tidak bisa berkutik di kursi tunggu yang terasa seperti tumpukan kerikil. Sejak tadi kakinya bergerak mengentak lantai dan tangannya saling remas gelisah. Dia bertanya-tanya dalam hatinya, ada apa dengan kehidupan yang selalu mengolok dirinya ini? "Ini mungkin permainan takdir," Teo berceloteh omong kosong suatu ketika. Pria itu seharusnya menggunakan istilah lain, bukannya membuat Liu semakin membenci takdirnya. Liu merasa sangat sakit. Lebih dari sekedar sakit menahun biasa. Rasanya nyeri. Di antara pergolakan rasa takut, dia harus menyaksikan bagaimana sosok tubuh yang dikasihinya berguling-guling tajam di jalanan. Se