Selagi dokter sibuk mengobati luka Gibran, Nada tak sedikit pun beranjak dari sana dengan terus menggenggam erat tangan suaminya. Sesekali titik bening menyeruak melewati sudut matanya dan berakhir di dagu. "Apa ada yang terluka? Bagian mana yang sakit, heum?" Pertanyaan yang terus dilontarkan Gibran nyatanya semakin membuat air mata Nada deras berjatuhan. Sudah jelas Gibran yang terluka demi untuk melindunginya, tapi lelaki itu justru terus mencemaskan kondisi Nada dengan terus menanyakan hal yang sama. "Berhenti mencemaskanku, Mas. Kamu yang terluka, kamu sampai harus mendapatkan beberapa jahitan demi untuk menolongku, tapi kamu justru bertanya seperti itu padaku." Gerak bibir Nada walau gemetaran tetapi Gibran dapat membacanya dengan baik karena sedari tadi netranya tak melepas pa