'Bertahan Nada. Kamu wanita yang kuat, kamu pasti bisa melawan rasa takut itu.' Bahasa kalbu yang coba Gibran sampaikan pada istrinya di saat raganya tak dapat menjangkau wanita malang itu. Setelah ujian bertubi-tubi yang menghantam Nada, bahkan sejak gadis itu masih sangat kecil, kepahitan masih harus Nada rasakan hingga detik ini. Seketika saja pikiran Gibran menjadi kalut. Ada rasa takut yang tak bisa ia jabarkan dengan kata-kata, yang jelas Gibran sangat takut. Dulu, ketika mati-matian berjuang melahirkan Ken saja, Gibran sama sekali tak merasakan perasaan seperti ini, tapi sekarang rasa takut kehilangan begitu mendominasi. Perasaan aneh itu yang selalu Gibran sangkal karena takut terlalu dini menyimpulkan bahwa rasa itu adalah bentuk cintanya pada Nada. Gibran mempercepat langkahn