39. Mencurigakan

2032 Kata

Gaduh bunyi tetesan air yang menimpa bumi sedikit meredam suara Hilman. Jendela kaca di belakang sofa tampak mengembun, kilat guntur yang sesekali menyambar terlihat jelas dari tempat Gibran duduk. Lelaki paruh baya berkacamata itu tampak menurunkan bingkai bening dari puncak hidungnya kemudian menyeka sudut matanya dengan jari. Mengingat kejadian belasan tahun silam seakan membuka luka lama, luka yang tak hanya nyaris merenggut nyawa putri bungsu kesayangannya, tapi juga nyawa sang istri tercinta. Keluarganya hancur dalam sekejap karena kejadian itu. Reaksi Hilman semakin menguatkan dugaan Gibran kalau sesuatu yang terjadi pada Nada di masa lalu adalah hal tragis. Terbukti, sampai ayah mertuanya juga terguncang akibat kejadian itu. Pemuda itu mengangsur tubuhnya ke arah meja, meraih beb

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN