“Siapa pria yang mengantarmu?” Altair berdiri di depan Lorra dengan wajah cemburu. Pria ini melihat Lorra keluar dari mobil yang dikendarai oleh seorang pria yang wajahnya tidak begitu ia kenali karena kaca mobil yang gelap. Lorra tidak merasa perlu menjawab pertanyaan Altair. Jadi ia hanya melewati pria itu. “Aku bertanya padamu, Lorra.” Altair meraih tangan Lorra. “Jangan pernah berani menyantuhku, Altair!” Lorra menghempaskan tangan Altair kasar. “Dan kau tidak perlu tahu siapa pria yang mengantarku karena itu bukan urusanmu!” “Itu adalah urusanku, Lorra. Kau tidak boleh berhubungan dengan pria mana pun selain aku!” seru Altair tidak tahu malu. Lorra mendengkus sinis, tapi ia tidak menanggapi ucapan Altair karena ia tahu tidak ada gunanya bicara dengan pria tidak tahu malu sepert