“Mau beliin minum buat bapak dosen kamu ini. Masa enggak dikasih apa-apa sama sekali.” Dafi memberitahu Deva tujuannya keluar. “Tunggu ya, Pak saya beli minuman dulu. Kopi dingin enggak apa-apa kan, Pak?” Dafi menawarkan pada Rizki. “Boleh, tapi saya enggak bisa lama-lama di sini. Ada perlu di tempat lain.” “Enggak lama kok, Pak. Nitip Deva dulu, ya.” Dafi segera keluar dari ruangan itu meninggalkan Deva yang merasa bingung harus melakukan apa jika ditinggal berdua saja dengan dosennya. Rizki mengambil kursi lalu dia letakkan di dekat Deva. Pria itu duduk di sana sambil menatap perempuan itu dengan perasaan kasihan. “Kamu kecapekan karena jadi panitia kemarin ya, Deva?” Rizki menunjukkan perhatiannya pada Deva. “Enggak deh kayaknya, Pak. Ya mungkin sudah waktunya harus sakit aja.” De