“Ayo diambil Hp saya, Deva, tangan saya pegel kalau lama-lama kamu anggurin gini.” Karena Deva terlalu lama mikir, Rizki pun meletakkan ponselnya di telapak tangan perempuan itu. Deva menatap Rizki lalu dia bertanya pada dosennya itu, “Passwordnya apa, Pak?” “Enggak ada.” “Oh, ok. Saya pesen makan siang dulu.” “Pesan dua ya, Deva. Sekalian buat kamu makan siang juga.” “Pesen di restoran yang deket aja ya, Pak.” “Kamu mau pesen di restoran yang jauh juga enggak masalah. Biar kamu lama di sini.” Rizki tersenyum, tetapi Deva hanya fokus pada ponsel yang ada di tangannya. “Nasi dua, sayur sop daging satu, sama tempe goreng, ada lagi enggak, Pak? Barang kali Bapak pengen makan apa gitu?” “Tambah perkedel aja. Terus sayur sopnya pesen dua, satu lagi buat saya makan nanti malam.”