Deva tiba di depan rumah Rizki membawa sebuah bungkusan. Di jalan, Deva membeli bubur untuk Rizki sarapan dan obat demam. Dia mengetuk pintu rumah itu, tetapi tidak ada jawaban. Deva pun mengeluarkan ponsel dari tas lalu menghubungi Rizki. “Halo, Pak, saya sudah di depan rumah, Bapak.” “Oh, tunggu saya ke depan sekarang!” Tidak sampai lima menit, Rizki membuka pintu rumahnya. “Ayo, masuk Deva!” Perempuan itu melihat penampilan Rizki yang tidak biasa. Pria itu terlihat berantakan, tidak serapi penampilan jika dia ke kampus. Wajahnya juga terlihat pucat. Deva cemas melihat keadaan dosennya kali ini. “Ternyata, Bapak beneran sakit, ya?” Deva mengikuti langkah Rizki masuk ke rumah pria itu. Rumah itu tidak terlalu besar dan tidak banyak barang di dalamnya. Rizki mengajak Deva ke ruan