Rizki pun tertawa mendengar ucapan Deva. “Kenapa harus diulang?” “Ya ampun, Mas. Masa ngajak nikah cuma ngomong di telepon doang. Enggak asyik ah.” “Terus kamu maunya gimana, Sayang?” “Yang romantis dong. Sebenarnya enggak usah dinner sih, yang penting romantis. Enggak sekedar ngomong di telepon, Deva mau enggak nikah sama saya? Enggak rame pokoknya,” protes Deva pada Rizki. “Ok, kalau gitu nanti saya lamar kamu lagi dengan cara saya yang kamu pasti akan bilang, Mas Rizki romantis banget.” “Memangnya Mas mau ngapain?” “Ada deh. Sengaja enggak mau ngasih tahu biar kamu penasaran.” Deva mengerucutkan bibirnya. “Iya deh. Pokoknya saya tunggu yang paling romantis.” Ketiga sahabat Deva datang menghampiri perempuan itu sambil membawa buket bunga. Wajah mereka terlihat berseri-seri