“Ara, reporter itu aja kondisinya sekarang begitu. Maksud Nina, at least kasus ini tenang dulu,” pinta Nina, tercekat. ‘Justru akan semakin panas, Nin. Leandro ngga akan ngebiarin hukum menyentuh Lindi. Dia akan menghalalkan segala cara.’ “Ara!” Sengau. Nina nyaris menangis. Nina mungkin tak tau jelas tentang kehidupan mafia. Namun, mendengar seorang Arvin saja bisa kritis seperti itu, artinya hal yang buruk bisa saja terjadi juga dengan Ara bukan? Ara melangkah maju, sementara Nina memilih mundur. Sungguh ia enggan membiarkan Ara berupaya melunakkan hatinya. Namun, bukan Ara namanya jika menyerah menghadapi Nina. Langkahnya ia panjangkan, kedua tangan ia ulurkan, dengan sedikit memaksa Ara membawa Nina ke dalam pelukannya. Erat. Nina meronta, berusaha lepas dari Ara. Ia sungguh tau,