Ara menggeleng lemah. Ia benar-benar tak tau bagaimana cara menjawab pertanyaan yang begitu kritis dari bocah berusia lima tahun seperti Gala. “Mmm … I see,” gumam Gala, sok paham. “Are Mama and Papa getting married?" “Gala tau ngga married itu apa?” Gala mengangguk-angguk. “Apa?” “I do I do itu Papa.” Ara sontak tergelak. Namun begitu, ia mengangguk, paham dengan penjelasan Gala. “Papa pakein Mama cincin, Mama pakein Papa cincin. Sambil I do.” “Bukan I do.” “Iya, Papa!” “Bukan, Gala. Kita bilangnya; sah!” “Bukan I do?” “Bukan.” “Sah?” “Iya,” kekeh Ara. “Terus Papa bobonya sama Mama? Gala ngga boleh ikut?” Ara sungguh tak bisa menghentikan kekehannya. “Kenapa Gala mau Mama dan Papa menikah?” “Supaya Papa Gala Bismantara Airlangga aja. Gala ngga mau Papa Gala Eri.” ‘Deg!’