Kurang dari satu jam dan ponsel Ara sudah berdering kembali. Ia gegas meninggalkan ruang kerjanya, berlari kecil di anak-anak tangga menuju basement satu. Pintu keluar tangga darurat di lantai tersebut posisinya tak mengundang perhatian dan terpisah siku bangunan dengan pintu keluar utama. Saat pintu terbuka, SUV Gail sudah menunggunya di sana.
“Nunduk lo!” ujar Gail seraya menekan pedal gasnya. Hanya untuk berjaga-jaga, siapa tau ada yang memiliki mata setajam elang dan mengenali siluet Ara di kaca jendela.
Apa yang Gail katakan memang bukan isapan jempol belaka. Beberapa orang wartawan gosip nampak menunggu di depan pintu keluar utama lantai tersebut.
“Banyak?” tanya Ara.
“Lumayan sih.”
Gail menempelkan electronic money card-nya ke panel sensor, menekan pedal rem hingga parking gate
