Ara kembali melajukan SUV-nya. Masih di sekitar kawasan Jakarta Selatan. Namun kali ini, ia berhenti di sebuah pusat perbelanjaan. Ara mengenakan maskernya, juga tudung sweatshirt-nya. Sebuah kaca mata dengan lensa kebiruan juga ia pakai, berupaya semaksimal mungkin agar tak ada satu orang pun yang mengenalinya. Di salah satu showroom, Ara menghentikan langkah. Gail yang sudah menunggunya di toko tersebut gegas mendekat, merangkul Ara, membawanya ke sebuah ruang kerja pribadi milik sang pemilik. “Ara?” tegur Mona, ibu Gail. Ia berdiri dari duduknya, membentangkan kedua tangan. “Ma,” sahut Ara seraya menyambut pelukan tersebut. “Maaf Ara udah lama ngga ngunjungin Mama.” “Sejak kamu jadian sama Lindi, Mama udah tau pasti bakalan jarang muncul di sini.” “Kenapa begitu, Ma?” tanya Ara ser