Kasurnya tak nyaman. Bantalnya pun demikian. Ramai. Bau desinfektan yang menyeruak. Suara Rio yang tengah berbicara dengan seseorang. Dalam bahasa Inggris. Dan sesuatu yang mengganjal di hidung. Lima hal yang Nina sadari saat kesadarannya perlahan pulih. Ya, semoga saja tak seperti tadi, kala kesadarannya perlahan menurun namun ia tak kunjung pingsan. Rasanya begitu menyiksa dan mengerikan. Dadanya terasa sempit, udara seolah menipis, suara Rio dan Gala pun menjauh. Bahkan Nina sampai bermimpi jika Risna bicara dengan campuran bahasa Inggris, Indonesia dan Jawa. ‘Ara? Ara mana?’ Ya, tadi ia tengah bertukar kabar dengan Ara. Nina ingat. Bahkan sambungan video call itu belum terputus. Kedua kelopak mata yang terasa berat itupun Nina paksa terbuka. Seketika ia menyipitkan mata