Ara mulai memasukkan baris-baris kode yang memerintahkan komputer melakukan manipulasi bit dan byte agar terbentuk celah di sistem keamanan dari bank yang menyimpan dana Swastika dan Lindi. Setelahnya, barulah dana akan ia tarik dan pindahkan ke rekening lain. Rekening siapa? Ini yang Ara masih bingung. “Bang?” “Hmm?” “Gue pindahin ke rekening siapa?” “Rekening bapaknya aja.” “Bapaknya siapa?” “Bapak gue!” ketus Ditya. Agak memusingkan memang menemani seseorang yang tengah kalut. “Ya bapaknya mantan lo.” “Lah kok gitu?” “Emang lo mau pegang uang yang ngga jelas itu halal apa haram?” “Ya ngga juga, Bang.” Ditya menunduk lagi di posisinya, mengambil laptop lainnya dengan model yang kurang lebih sama, full dengan stiker. Ia lalu melenggang, mendekati Ara, mengaktifkan lapt

