Nina tak langsung menjawab lamaran itu. Namun, jemarinya menyusuri kalung hitam di leher Ara. Ia menyisipkan telunjuk di antara kalung dan kulit Ara, membuat pendant yang tergantung menampakkan diri. Lembut ia elus lingkaran itu, sementara Ara meraih tangan Nina yang bebas, mengecup lembut cincin di jari manisnya. Ritual yang mahfum dilakukan. Siapa yang berulang tahun, dia yang mentraktir. Nina dan teman-teman terdekatnya, juga Ara, baru saja mengenyangkan perut mereka dengan semangkuk mi ayam Bangka. Berhubung Nina yang umurnya bertambah, maka Nina juga yang harus membayar. “Langsung misah di sini nih?” tanya Nina begitu mereka sama-sama berdiri di depan gerai panganan tersebut. “Iyalah. Bau-baunya udah mau hujan,” jawab Reina. “Nanti malam gue ke rumah lo ya?” “Oke.” Delapan a