Pagi itu, rumah besar keluarga Ludwig terasa dingin dan asing bagi Axel. Biasanya, rumah ini dipenuhi oleh aura d******i Hayes, bahkan jika ia sedang tidak di tempat. Namun, selama seminggu terakhir, rumah itu terasa seperti museum mewah yang tidak berpenghuni. Axel turun ke ruang makan. Meja panjang itu hanya terisi oleh satu piring—piringnya. "Pagi, Tuan Muda," sapa kepala pelayan, Alfredo, dengan suara yang hati-hati. "Papa sudah pergi?" tanya Axel, meskipun ia tahu jawabannya. "Tuan Besar Hayes sudah pergi sejak subuh, Tuan Muda. Beliau ada rapat penting di luar kota. Beliau berpesan agar Anda fokus pada skripsi Anda," jawab Alfredo, menghindari kontak mata. "Luar kota," gumam Axel. Kata-kata itu terdengar hampa. Axel duduk, menatap kursi kosong di ujung meja. Hayes, si wo

