Luna membeku. Ia tidak bisa bernapas. Ia tidak bisa mundur, karena punggungnya sudah menyentuh pintu. “Aku tidak tahu kenapa,” bisik Hayes, suaranya kini begitu rendah hingga terasa seperti gemuruh di d**a Luna. “Tapi sejak kamu datang ke rumah ini, aku merasa … ada yang berubah.” Jarak mereka kini hampir tidak ada. Luna bisa merasakan kehangatan tubuh Hayes. Ia mendongak, menatap mata Hayes yang penuh intensitas. “Tuan Hayes … kita tidak seharusnya ….” Luna mencoba memprotes, mencoba menggunakan logika. “Aku tahu,” potong Hayes, suaranya tajam. “Aku tahu semua tanda larangan. Aku tahu ini salah. Tapi setiap kali aku melihatmu, setiap kali aku mencium aroma rambutmu, Luna … aku lupa bagaimana caranya menahan diri.” Hayes menarik napas panjang, matanya penuh keputusasaan dan hasr

