Perhatian Hayes.

1174 Kata

Satu jam berlalu, suasana menjadi lebih cair. Mereka berdua mulai bercanda tentang dosen pembimbing yang killer dan masa depan yang penuh ketidakpastian. ​Pukul sepuluh malam. Axel sudah mulai menguap dan mengusap mata. ​“Kayaknya otak ku udah pindah ke dengkul deh, Na,” keluh Axel, menyandarkan punggungnya ke kursi kulit yang empuk. “Kita istirahat sebentar ya? Gue ambilin snack.” ​“Nggak usah, Xel. Aku bawa granola bar kok. Kamu minum air putih aja biar nggak dehidrasi.” Luna tersenyum, berterima kasih dalam hati karena Axel tidak meninggalkannya sendirian. ​Tepat saat itu, pintu ruang belajar yang sedikit terbuka diketuk pelan. ​Deg. Jantung Luna serasa berhenti berdetak. ​Hayes berdiri di ambang pintu. Ia mengenakan celana lounge berwarna gelap dan kaus abu-abu. Rambutnya tampak

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN