Lilin yang Baru Dinyalakan

1128 Kata

​Tangannya perlahan terangkat, menyentuh bibirnya sendiri. Bibir yang tadi pagi disentuh Hayes. Bibir yang tadi di lobi sempat ia kira akan disentuh lagi. ​“Kenapa aku begini …,” gumamnya, hampir putus asa. ​Ia berjalan ke sofa, lalu menjatuhkan diri, menutup wajah dengan bantal. Tubuhnya terasa ringan sekaligus berat, pikirannya penuh dengan bayangan Hayes—tatapannya, suaranya, bahkan cara ia membuka pintu dengan sopan. Hayes begitu dewasa, begitu terkontrol. Dan Luna, dengan usianya yang masih muda, merasa seperti lilin yang baru dinyalakan di hadapan api. ​Luna tahu, ia seharusnya menganggap semua ini kebetulan, atau bahkan kesalahan. Ia harus mengakhiri bayangan-bayangan ini. Tapi setiap detik justru membuat ikatan tak kasat mata itu semakin kuat. Hayes adalah ayah sahabatnya, dan s

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN