Malam yang Gelisah.

1044 Kata

Kamar tamu keluarga Ludwig begitu nyaman. Dinding bercat krem lembut, ranjang besar dengan seprai putih bersih, serta lampu tidur berwarna kuning hangat menciptakan suasana damai. Namun, bagi Luna, semua kenyamanan itu justru terasa sia-sia. Ia berbaring telentang di ranjang, menatap langit-langit yang polos. Jantungnya masih berdebar kencang, seolah belum benar-benar pulih sejak keluar dari kamar Hayes. Kedua tangannya menekan d**a, berusaha meredakan gemuruh yang terasa tak wajar. Bisikan itu. Nada suara berat yang nyaris menempel di telinganya. “Aku ingin menarik mu lebih dekat … ingin merasakan bagaimana rasanya ketika bibirmu bergetar di bawah ciumanku.” Luna menggeliat gelisah, menutup wajah dengan bantal. “Astaga … kenapa aku masih memikirkan itu?” bisiknya pelan. Ia mencoba m

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN