Matahari baru saja muncul, sinarnya menyusup lembut lewat celah tirai kamar tamu. Luna mengerjapkan mata pelan, tubuhnya terasa pegal meski ia tahu semalaman hanya berbaring. Tidurnya tidak nyenyak. Sejak kepalanya menyentuh bantal, bayangan wajah Hayes Ludwig—dengan bisikan menggoda yang masih terngiang—tak pernah benar-benar pergi. Ia berbalik ke kanan, lalu ke kiri, menarik selimut hingga ke dagu, tapi rasa gelisah tetap melekat. Ada sesuatu yang berubah sejak kejadian di kamar itu. Hayes bukan sekadar pria asing yang kebetulan tinggal serumah dengannya karena urusan skripsi Axel. Ia tiba-tiba menjadi sosok yang berbahaya—bukan karena ancaman nyata, melainkan karena daya tarik yang begitu sulit diabaikan. Ketika cahaya pagi semakin terang, Luna akhirnya menyerah untuk mencoba tidur la

