“Tolong tangani semuanya, ya, Ga? Aku nggak bisa meninggalkan Kaia seperti ini.” Ben bicara di telepon, sambil melirik Kaia yang masih tak sadarkan diri di ranjang pasien. “Baik, Pak. Saya akan laporkan terus update terbarunya via telepon.” Suara Angga terdengar mantap di ujung telepon. “Oh ya, soal Bela gimana? Ada tanggapan dari pihaknya?” “Dia berkali-kali menelepon saya untuk meminta bertemu dengan Bapak. Tapi saya tolak terus. Saya bilang sama dia untuk menanggapi tuntutan secara hukum saja.” Ben mengangguk puas. Seperti biasa, Angga selalu bisa diandalkan. “Oke, bagus. Katakan pada Wahyu aku tidak mau mencabut satu tuntutan pun. Termasuk video klarifikasi soal insiden itu, oke?” “Baik, Pak.” Ben memutus sambungan telepon, duduk di tepi ranjang, menggenggam tangan Kaia lembut.