Bagaimanapun mereka pantas bahagia. Walau dari awal butuh perjuangan ekstra untuk mendapat kebahagiaan. Aldrian mengerti. Ketika pertama kali tubuh mungil Ariani berdiri kaku di depannya. Hati yang seolah terpenjarakan dalam kuburan kelam sang istri tercinta tiba-tiba bangkit kembali dan mulai mengalirkan rasa asing di seluruh tubuhnya. Aldrian jatuh cinta. Tetapi keegoisan itu tidak mampu untuk mengungkapkan kebenaran selain menutupi kebenaran itu dengan bersikap dingin. Menurut Aldrian itu lebih baik, dari pada harus mengantungi fakta bahwa ia telah merasakan kembali apa itu cinta dari gadis yang masih di bawah umur. Sebisa mungkin ia menutupi, tetapi tetap saja rasa cinta itu mengalir begitu saja. Hingga hidup kelam dengan kesendirian menyiksa itu sirna hanya karena bibir