Sania melihat pada suaminya yang duduk dengan senyuman manis padanya. Alis Sania terangkat. Ada apa dengan suaminya ini, tampak snagat mencurigakan sekali. “Kamu kenapa Mas?” Sania bertanya menaikan sebelah alisnya. Dion menggeleng. “Nggak ada sayang. Mas cuman mau nanya, kamu sudah siap halangannya?” tanya Dion, karena dia bisa melihat pembalut istrinya tidak berkurang. Rajin sekali Dion menghitung pembalut milik Sania. Sania yang mendengar pertanyaan suaminya itu tertawa kecil. Lalu Sania berjalan mendekayi suaminya dengan tatapan menggoda. Dion yang ditatap menggoda oleh Sania. Menelan salivanya kasar. Ya Tuhan… belum apa-apa. Milik Dion yang masih dilapisi oleh celana sudah merontah untuk dikeluarkan dan dipuaskan oleh milik Sania. “Kamu kenapa Mas?” Sania duduk di atas pangkua