Menjelang malam, mobil Darren melaju mulus memasuki gerbang mansion megah miliknya. Celina duduk di kursi belakang bersama Marni dengan pandangan kosong. Ada perasaan campur aduk di dalam dirinya—marah, kecewa, dan putus asa bercampur menjadi satu. Darren duduk di bagian tengah, tak berkata apa-apa sepanjang perjalanan. Ia hanya melirik ke arah Celina melalui kaca tengah, memastikan wanita itu tidak melakukan hal nekat lagi. Ketika mereka tiba di mansion, Talita yang sudah mendapat kabar dari suaminya tadi di kantor menunggu di ruang tamu dengan wajah dingin. Ia tidak langsung menyapa Darren atau Celina, hanya berdiri dengan angkuh sambil melipat tangan di depan d**a. Matanya menatap Celina seperti melihat seseorang yang tak diinginkan. “Kamu pulang juga akhirnya,” sindir Talita dingin