Celina terdiam ketika Karina sedang meluapkan amarahnya, tidak bijak rasanya jika ia mengeluarkan suaranya. Setidaknya untuk beberapa menit ke depan ia memberi ruang untuk Karina mencerna semua yang telah ia ceritakan. Dan, sudah tentunya membuat wanita paruh baya itu syok. Karina meneguk air mineral yang baru saja diantarkan oleh waiters perlahan-lahan, tenggorokannya terasa amat kering saking hatinya sangat kecewa. Namun, bukan berarti ia langsung percaya 100 persen pada Celina yang baru ia kenal. Ia harus tetap mengali informasi dari orang yang terpercaya. Usai ia meneguk minumnya, Karina kembali menatap Celina yang masih terdiam. “Semua yang kamu ceritakan itu tidak bohong, ‘kan?” tanya Karina mulai tampak tenang. “Saya sudah menduga pasti Nyonya tidak akan percaya apa yang saya ce