Suasana di dalam mansion terasa mencekam. Langit malam yang mendung seakan ikut menambah beratnya udara di ruang utama, tempat Talita berdiri, mengenakan gaun malam berwarna merah darah yang semakin menegaskan auranya yang meledak-ledak. Matanya membelalak penuh kemarahan saat melihat suaminya melangkah masuk, diikuti oleh Celina yang berjalan beberapa langkah di belakangnya dengan tenangnya. “Jadi benar! Kak Darren bersamanya lagi!” Talita menunjuk Celina dengan mata penuh kebencian. Darren mendesah panjang, sudah menduga hal ini akan terjadi. Ia melangkah ke sofa dan duduk dengan santai, meskipun sorot matanya menunjukkan tanda-tanda kelelahan. “Talita, aku tidak ingin berdebat sekarang,” ucap Darren dingin. Talita mendengus sinis. “Tidak ingin berdebat? Kak Darren pikir aku akan di