Bab 112. Tasyakuran

1046 Kata

Dua bulan berlalu sejak hari penuh haru itu. Kini, perut Celina telah membesar dengan manis, menandai usia kehamilan yang menginjak empat bulan. Siang ini, mansion milik Darren dan Celina tampak berbeda. Halaman depan hingga ruang tengah dihiasi rangkaian bunga mawar putih dan lily segar yang menghiasi setiap sudut ruangan dengan lembut. Aroma segar bunga bercampur dengan wangi dupa melati menenangkan hati siapa pun yang memasukinya. Alby berlarian kecil di lorong rumah, mengenakan kemeja putih dengan celana kain abu-abu. Rambutnya yang disisir rapi tampak menggemaskan, dan ia sesekali menengok ke arah ibunya. “Mommy, oleh akan kue cekalang ndak?” pintanya sambil menunjuk meja prasmanan yang mulai dipenuhi makanan kecil. Celina tertawa, membelai kepala putranya. “Nanti ya, Sayang. Tungg

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN