Darren melangkah ke dalam kamarnya, menghembuskan napas panjang sebelum menutup pintu di belakangnya. Tubuhnya terasa lelah, bukan hanya fisik, tetapi juga mental. Ia berjalan ke kamar mandi, melepas pakaiannya, lalu menyalakan shower. Air hangat mengalir deras, membasahi tubuhnya yang terasa lengket dan tidak nyaman. Sisa muntahan yang sempat keluar tadi masih melekat dalam ingatan, menambah rasa jijik yang ia rasakan terhadap keluarga mantan mertuanya. Matanya terpejam di bawah guyuran air. Meski dirinya sudah mengambil keputusan tegas, ada perasaan kosong yang tidak bisa ia abaikan. Namun, ini adalah jalan terbaik. Tidak ada lagi tempat untuk Talita dan keluarganya dalam hidupnya. Setelah selesai mandi, Darren mengenakan kaus putih dan celana pendek. Ia berjalan keluar dari kamar, dan