Setengah jam berlalu, Karina dan Marni kembali dengan beberapa paper bag berisi makanan. Langkah mereka tertahan saat melihat Darren duduk di bangku luar ruangan. Wajahnya muram, tatapannya kosong, dan tangan kanannya berlumuran darah akibat pukulan yang ia layangkan ke dinding. Karina menatap putranya dengan prihatin. Ia menoleh ke Marni dan berbisik, "Masuklah, beri Celina dan yang lain makanan ini. Aku perlu bicara dengan Darren." Marni mengangguk dan melangkah masuk. Sementara itu, Karina mendekati Darren dan duduk di sampingnya. "Darren, tanganmu ... apa yang kamu lakukan?" Darren hanya menatap kosong ke depan. "Aku nggak tahu, Mah. Aku cuma ... aku nggak tahu lagi harus bagaimana." Karina menghela napas, melihat betapa hancurnya putranya. "Nak, menyakiti dirimu sendiri nggak akan