Sheren tersentak, lalu dengan sigap bergegas keluar ruangan untuk mencari dokter. Langkahnya tergesa-gesa, hatinya dipenuhi kekhawatiran melihat Celina yang tiba-tiba tak sadarkan diri. Emir yang duduk di sofa langsung berdiri dan mendekati ranjang, wajahnya menegang. "Tuan Darren, baringkan bak Celina dengan hati-hati!" seru Marni, sementara Darren dengan panik memeluk tubuh Celina yang lemas. Keringat dingin mulai membasahi dahinya. Karina yang sejak tadi menahan amarahnya, kini tak bisa lagi membendung kemarahan yang membuncah. Dengan cepat, ia melangkah ke arah Talita, mencengkeram pergelangan tangannya, dan menariknya keluar ruangan dengan kasar. Talita terperanjat, matanya membelalak. "Lepaskan aku! Apa yang Mama lakukan?!" Namun, Karina tak menggubrisnya. Sesampainya di luar rua