Suasana di ruang pemulihan Alby perlahan berubah hening setelah pernyataan Darren yang tiba-tiba namun tulus itu menggantung di udara. Cahaya matahari dari jendela kini bergeser, membentuk bayangan lembut di lantai keramik. Tirai bergambar dino dan gajah tetap berkibar pelan, sementara musik instrumental anak-anak terus mengalun samar, seolah mencoba menetralisir ketegangan yang perlahan hadir. Sheren terdiam beberapa detik. Wajahnya tak langsung menunjukkan reaksi, tapi sorot matanya berubah—ada kejutan, ada pertanyaan, ada kenangan lama yang tiba-tiba kembali hadir. Ia menoleh pada Emir yang sejak tadi duduk tenang, tongkat kayu ukiran di tangannya digenggam erat. “Pah …,” gumam Sheren pelan, seperti meminta waktu untuk mencerna semua. Emir menarik napas panjang sebelum akhirnya menat