Keesokan harinya, Nirina datang lebih pagi. Tapi sebelum sempat duduk di meja kerjanya, salah satu staf HRD menghampirinya sambil membawa map berstempel resmi. “Nirina, kamu diminta ke ruangan HRD sekarang juga. Ada masalah terkait etika kerja.” Napas Nirina langsung tertahan. “Apa ... maksudnya?” tanyanya kaget. Staf itu hanya menggeleng. “Aku juga nggak tahu. Tapi ini serius.” Nirina melangkah menuju ruang HRD dengan kepala sedikit tertunduk. Di tangannya, map berisi dokumen kerja yang belum sempat ia serahkan ke Alby. Dadanya sesak. Bukan karena bersalah, tapi karena tak tahu tuduhan macam apa yang akan ia hadapi. Langkah-langkahnya terasa berat, lantai koridor panjang itu seakan mengulur waktu. “Masuk saja, Mbak Nirina,” ujar Bu Intan dari balik meja resepsionis HRD. Ruangan itu