“Sejak kamu jadi sekretaris, Alby mulai berubah. Dia lebih terbuka, bahkan tadi sempat cerita soal proposal yang kamu buat salah tiga kali hari pertama. Dulu dia nggak pernah ngomongin sekretarisnya ke aku.”
Nirina mengangkat alis. “Mungkin karena saya terlalu banyak bikin kesalahan?”
“Bukan itu intinya. Kamu lucu. Spontan. Asli. Dan itu bahaya.”
Yessy mengambil langkah lebih dekat, membuat jarak mereka hanya sejengkal.
“Kamu nggak sadar, ya? Tipe kamu tuh yang bisa bikin pria nyaman tanpa sadar. Yang nggak cantik, tapi bikin orang ketawa. Yang polos, tapi lama-lama dicari.”
Nirina tertawa, kali ini bukan karena lucu, tapi karena tidak percaya.
“Maaf, Mbak Yessy, saya tuh kayak nasi kucing di antara buffet hotel. Saya tahu banget diri saya. Saya kerja buat bantuin ibu di rumah, bukan
