Karina masih terisak. Air mata mengalir deras di pipinya. "Darren terlihat sangat hancur ... Mama berpikir dia pasti ada rasa suka dengan Celina. Mama bisa melihatnya dari caranya bereaksi ....” Suaranya parau, penuh dengan kesedihan. Julian mengangguk. "Dia bahkan tak bisa dikendalikan, Mah. Papa belum pernah melihatnya seperti ini sebelumnya. Bahkan, dengan Talita selama ini, tidak pernah se-histeris itu.” Karina menutup wajahnya dengan kedua tangannya, menangis tanpa suara. Rasa sesak di dadanya semakin menjadi, terlebih melihat kondisi menantu keduanya yang begitu rapuh di balik kaca ruang ICU. Saat itulah seorang dokter keluar dari ruang ICU dan mendekatinya. "Mohon maaf apakah Ibu dan Bapak keluarga pasien di dalam? Ada hal yang ingin saya bicarakan." Karina segera berdiri mengu