Lorong rumah sakit kembali sepi. Lampu-lampu neon memancarkan cahaya putih kebiruan yang menambah suasana dingin malam. Suara mesin infus, monitor detak jantung, serta langkah kaki perawat yang sesekali lewat menjadi latar suara yang konstan. Jam sudah menunjukkan pukul 19.45 WIB. Operasi Bu Rukmini akhirnya selesai, dan kabar baiknya, prosedur berjalan dengan lancar. Nirina masih duduk di kursi panjang, bersandar dengan kepala yang agak menunduk. Matanya menatap kosong ke lantai, pikirannya kalut — bukan hanya karena ibunya, tapi juga karena sosok pria yang duduk tak jauh darinya. Alby duduk bersandar di kursi tunggu, kaki disilangkan, tangannya memegang botol air mineral yang tadi dibelinya bersama makanan. Ia tampak tenang, seperti biasa — tapi sejak komentar singkatnya soal “jangan t