Kavindra melangkah mendekat, aroma parfum Sarah yang manis bercampur dengan hawa dingin malam Paris menyambutnya. Dari balik jendela kamar hotel yang terbuka lebar, Menara Eiffel berkilauan, sebuah monumen cinta yang ironisnya menjadi saksi bisu transaksinya. "Dingin, Sayang?" Kavindra bertanya, suaranya rendah dan serak. Sarah menoleh, senyumnya tipis dan sedikit dipaksakan. "Lumayan. Tapi pemandangannya sepadan." Kavindra berdiri di sampingnya, menyandarkan tubuhnya ke pagar balkon. "Kau suka?" "Tentu saja. Siapa yang tidak suka Paris?" Sarah menjawab, matanya terpaku pada menara yang menjulang tinggi. "Kau tahu kenapa aku membawamu ke sini, kan?" Kavindra bertanya, tangannya terulur menyentuh pipi Sarah yang dingin. Sarah mengangguk pelan. "Untuk bersenang-senang." "Lebih dari it