Sarah mengenakan gaun merah yang disiapkan oleh tim Kavindra. Gaun itu membalut tubuhnya sempurna, elegan dan mencolok, memperlihatkan garis leher dan pundaknya dengan anggun. Sepatu hak tinggi berwarna senada menyempurnakan penampilannya. Ia melirik ke arah cermin, memastikan riasan wajahnya tidak berlebihan. Ada ekspektasi yang terpatri dalam pikirannya—makan malam kali ini akan berbeda. Ia berharap Kavindra akan bersikap manis padanya. Mungkin, hanya untuk satu waktu, mereka bisa makan berdua tanpa interupsi, tanpa wanita lain yang mengelilingi lelaki itu. Tapi harapan tak lebih dari ilusi. Begitu pintu mobil dibuka oleh supir pribadi Kavindra, dan Sarah turun di depan restoran eksklusif dengan interior kaca yang tembus pandang, ia langsung merasakan ada yang tidak beres. Matanya mena