Bab 71

1297 Kata

Fiona duduk terpuruk di pojok ruang bawah tanah yang lembap dan gelap itu. Rambutnya kusut, wajahnya pucat, tubuhnya semakin kurus karena makanan yang diberi padanya tak layak disebut sebagai makanan manusia. Tapi dia masih makan, masih meneguk air putih dari botol plastik itu, karena dia masih ingin hidup. Masih ingin melawan. Masih ingin membalas. Dia memandangi piring logam di depannya, isinya nasi yang mulai berbau dan lauk dingin yang entah apa. Hatinya menjerit muak, tapi perutnya tetap memaksa untuk bertahan. Dia tahu kalau dia mati di sini, maka Sarah akan menang. Maka Kavindra akan benar-benar melupakan siapa dirinya. Dia menggeram rendah. "Memang sialan Kavindra!" gumamnya sambil memukul lantai dengan piring yang langsung melenting ke samping. “Seharusnya dia sadar kalau aku ya

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN