Sarah menutup pintu rumah dengan lembut namun langkahnya berat. Sepanjang perjalanan ke ruang keluarga, hatinya masih panas membara. Begitu memasuki ruang tengah, pandangannya langsung tertuju pada Alvano yang sedang asyik bermain dengan pengasuhnya. Tawa kecil bocah itu terdengar riang, seakan dunia tidak pernah menyentuhnya dengan kekacauan yang baru saja dilihat Sarah di kantor. Sarah tersenyum samar, meski matanya masih berkaca-kaca. Ia mendekat perlahan, menunduk, dan menimang putranya yang sedang merangkak ke arahnya. “Hai, Nak. Mama di sini,” bisiknya lembut. Alvano menoleh, wajah polosnya berseri-seri saat melihat ibunya. “Mamaaa!” serunya riang, meraih tangan Sarah dengan gemas. Sarah menekuk tubuhnya, membiarkan Alvano merangkak ke pangkuannya. Ia mencium kening bocah itu deng