Sarah menyambut kedatangan Kavindra saat pintu kamar terbuka pelan. Tanpa banyak kata, ia langsung memeluk tubuh suaminya erat, seakan menyalurkan seluruh ketakutan, kegelisahan, dan rasa lega yang telah ia tahan sepanjang hari. Suara jantung Kavindra yang berdetak stabil di dadanya sedikit menenangkan pikirannya, walaupun ia tahu semuanya masih jauh dari selesai. Kavindra menepuk pelan punggung Sarah. "Fiona sudah ditangani tim medis. Dia tidak bisa melukai siapa pun lagi. Kamu aman," ucapnya dengan suara rendah. Sarah mengangguk, tapi tidak melepaskan pelukannya. "Kita masukkan saja dia ke rumah sakit jiwa," gumamnya lirih, hampir seperti bisikan keputusasaan. "Dia benar-benar sudah gila, Vin..." Ucapan itu membuat Kavindra terdiam. Ia tidak langsung menjawab. Pandangannya kosong mena