Bab 17

1380 Kata

Fiona mendesah kasar. Tangan terkepal, rasa marah, dan jijik bercampur dalam dirinya yang sekarang harus terjebak di sini. Ia terduduk di kursi logam bandara Charles de Gaulle, berjaket tipis karena jaket hangatnya ikut raib dalam koper yang entah ke mana. Semua dokumennya hilang. Paspor, dompet, ponsel, bahkan charger. Ia sudah berjam-jam dibiarkan duduk, diinterogasi oleh petugas bandara, dan dituduh... menyelundupkan dokumen palsu? Yang benar saja! Ia bukan kriminal. Ia datang dengan tiket resmi, niat resmi, dan tujuan yang jelas: menemui adiknya. Tapi sekarang, Fiona justru seperti gembel. Seperti pendatang gelap. Dan lebih parah, seperti orang bodoh. “Paris yang katanya kota impian,” gumamnya getir, menatap kosong ke arah kaca jendela yang menyajikan pemandangan landasan pacu. “Te

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN