Sarah berjalan mondar-mandir di kamar tidurnya. Wajahnya tegang, matanya sembab karena semalaman tidak tidur. Alvano yang masih berusia enam bulan menangis kecil, dan Sarah langsung menggendongnya, berusaha menenangkan meski dirinya sendiri sedang kalut. "Aduh, Nak… Mama nggak tahu Papa kamu ada di mana sekarang," gumam Sarah dengan suara parau. Ia menimang bayinya, menempelkan pipinya ke kepala kecil Alvano. Tangis bayi itu reda, tapi Sarah justru semakin sesak. Dua hari suaminya tidak pulang, dan teleponnya selalu tidak aktif. Sarah merasa ada sesuatu yang salah, sangat salah. Pagi itu ia mengambil keputusan. Ia harus mencari tahu sendiri. Dengan langkah tegas ia turun ke lantai bawah. Raisa, Mama mertua sekaligus ibu dari Kavindra, sedang duduk di ruang tengah membaca majalah. Begitu