Sore itu, matahari tenggelam di balik awan kelabu. Di dalam apartemennya, Fiona duduk bersimpuh di lantai dengan rambut berantakan dan wajah tanpa riasan. Tangisannya terdengar lirih namun penuh kesengajaan. Ponsel berada di depan wajahnya, dalam mode rekam video. Ia sudah memikirkan ini sejak semalam. Strategi baru. Jika fakta dan bukti tak cukup untuk menghancurkan Sarah, maka ia akan menciptakan narasi. Bukan melalui tulisan, bukan lagi melalui email atau akun palsu. Tapi dari wajahnya sendiri. Tangisnya. Ratapannya. Sebuah video yang akan menjadi viral. Yang akan mengundang simpati publik. Yang akan membuat Sarah dibenci banyak orang. Tangannya gemetar saat menekan tombol rekam. "Namaku Fiona..." suaranya serak, sengaja dibuat bergetar. "Aku hanya seorang wanita... mantan istri...