Shakila masih berdiri mematung. Kata-kata yang Julian sampaikan sebelumnya seakan terus berputar dalam kepala. Julian, mencintainya. “Tapi, bagaimana dengan Shakila sendiri? Yang menjalani pernikahan adalah Shakila, dirinya berhak menentukan dengan siapa dia menikah,” ucap Eza tiba-tiba. Dirinya kecewa ayah Shakila terlalu gegabah. Shakila tersadar dari lamunan saat semua orang mengarah pandangan ke arahnya, juga mendengar pertanyaan orang yang tidak ia kenal. “Tunggu, dia … siapa?” batin Shakila. Ia memperhatikan Eza dan Julian dan menyadari wajah mereka begitu mirip. Yang membedakan hanya guratan keriput yang telah menghiasi wajah Eza serta potongan rambut keduanya juga sorot mata Eza yang lebih teduh. Memperhatikan Julian dan Eza seakan melihat matahari dan bulan. “Tentu saja dia