“Sayang … ayo bangun.” Aruna duduk di sisi ranjang Isvara, mengusap kepalanya kemudian memberikan kecupan di kening. “Emmmhh ….” Isvara bergerak membalikan badannya memunggungi Aruna lalu menarik selimut hingga menutupi kepala. Setiap hari Isvara memang sulit untuk bangun pagi, tidak seperti ketika weekend dan mereka memiliki rencana jalan-jalan—Isvara pasti semangat bangun paling pagi. “Sayaaang, ayo bangun … nanti terlambat ke sekolah.” Aruna menarik kedua tangan Isvara hingga tubuh gadis kecil itu menegak duduk di tengah-tengah ranjang dengan mata masih terpejam. “Saaaayaaang, ayo donk bangun … papi sudah selesai mandi sebentar lagi mau sarapan ke bawah, nanti Ara ditinggal papi gimana?” “Ara ngantuk mamiiiii.” Isvara merengek. “Nanti pulang sekolah tidur lagi ya sayang, ayo